Pagi sobat master-masday, kali ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Pada sekitar akhir abad ke-16 perairan kita didatangi bangsa-bangsa Eropa, antara lain bangsa-bangsa : Belanda, Inggris, Perancis, dan denmark. Pelaut-pelaut Inggris dan Belanda susul-menyusul tiba di Indonesia. Pada Umumnya pelaut Inggris selalu mengikuti jejak Belanda. Jika Belanda berhasil mendirikan loji di suatu tempat, di dekat loji Belanda itu pulalah Inggris mendirikan lojinya. Jika ada perselisihan antara Belanda dengan raja-raja Indonesia, Inggrislah yang membantu pihak kita. Tetapi karena membantunya itu tidak sungguh-sungguh, akibatnya orang Inggris banyak menderita kekalahan, dan tidak berhasil menanamkan kekuasaan di tanah air kita.
Adapun maksud kedatangan bangsa Inggris dan Belanda ke Indonesia sama dengan bangsa-bangsa Potugis dan Spanyol, yaitu ingin mendapatkan rempah-rempah dengan harga yang relatif murah. Hanya bedanya, bangsa Inggris dan Belanda tidak mengemban tugas suci untuk menyiarkan agama. Perlu diketahui bahwa kedatangan Belanda ke Indonesia itu ada hubungannya dengan keadaan di Eropa. Pada akhir abad ke-15 para pedagang Belanda itu sudah memperdagangkan rempah-rempah yang diambilnya dari Lisabon. akibat Spanyol menguasai Portugal pada tahun 1585, sementara itu Spanyol berperang melawan Belanda, maka sejak itu para pedagang Belanda tidak dapat membeli rempah-rempah ke Lisabon. Oleh karena itu Belanda terpaksa berusaha sendiri mencari jalan ke tanah asal rempah-rempah.
Pada tahun 1595 bangsa Belanda berangkat dari negerinya menuju ke Indonesia (tanah asal rempah-rempah). Pelayaran pertama yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman itu memakan waktu kira-kira empat belas bulan. Pada tahun 1596, Belanda baru datang di pelabuhan Banten untuk yang pertama kalinya. Para pedagang dari bermacam-macam negara yang berada di Banten secara ramah menyambut kedatangan para pedagang Belanda itu. Sebab dengan kedatangannya itu berarti menambah ramainya perdagangan di Banten. Tetapi suasana baik itu akhirnya dirusak oleh kesombongan dan kekerasan Cornelis de Houtman sendiri. Akibatnya pedagang Belanda tidak memperoleh keuntungan seperti yang mereka harapkan. Akhirnya Cornelis de Houtman memutuskan untuk pulang kembali ke negerinya dengan cara mengelilingi Pulau Jawa. Pelayaran mereka menyusur Laut Jawa. Karena kekasaran dan kesombongannya tersiar di sepanjang pantai utara Pulau Jawa, maka kapal-kapal mereka tidak boleh berlabuh di pelabuhan-pelabuhan yang ada di pantai utara Pulau Jawa.
Sesampainya di Pulau Bali, Cornelis de Houtman mengubah sikapnya yang keras dan sombong itu menjadi lebih sopan. Oleh karena itu kapalnya boleh berlabuh dan meperoleh rempah-rempah meskipun hanya sedikit. Namun demikian mereka sudah merasa puas, karena sudah mengetahui tanah asal rempah-rempah itu. Setelah pelayaran Belanda ke tanah asal rempah-rempah yang pertama itu terlaksana, lalu disusul dengan pelayaran yang kedua. Pelayaran yang kedua di bawah pimpinan Jacob van Neck tiba di Banten pada tahun 1598. Dibandingkan dengan Cornelis de Houtman, Jacob van Neck lebih bersikap sopan. Oleh karena itu di temapt-tempat yang disinggahi selalu ditanggapi dengan baik. Setelah Belanda mendapatkan lada di Banten, rombongan Jacob van Neck itu meneruskan pelayarannya ke Maluku untuk mencari rempah-rempah. Karena tingkah lakunya juga tetap sopan, di daerah-daerah ini pun mereka juga disambut dengan baik oleh para raja maupun rakyatnya.
Setelah kapal-kapal Jacob van Neck penuh dengan rempah-rempah, lalu pulang dengan rasa puas. Sejak itu banyak kapal dagang Belanda bermunculan di perairan Indonesia. Mereka mempunyai tujuan sepeti semula, yaitu berdagang dan mencari rempah-rempah. Tetapi pada akhirnya terjadi persaingan di antara kawan-kawan mereka sendiri. Untuk menjaga supaya tidak timbul persaingan di antara kawan-kawan sendiri, maka pada tahun 1602 didirikan persekutuandagang yang dinamakan Vereenigde Oost Indische Compagnie disingkat VOC, yang oleh Indonesia disebut kompeni. VOC itu di Indonesia sebagai wakil resmi pemerintah Kerajaan Belanda. Karena itu VOC diberi hak-hak dan kewajiban seperti yang ditetapkan oleh parlemen Kerajaan Belanda, yaitu sebagai berikut:
- Hak untuk monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan Baik dan Selat Magelhaens, termasuk Indonesia.
- Hak untuk mengadakan perjanjian.
- Hak untuk mengumumkan perang.
- Hak untuk membuat mata uang sendiri.
Kecuali hak-hak seperti tersebut di atas, pemerintah Kerajaan Belanda juga memberi bantuan berupa kapal perang beserta perlengkapannya, misalnya : tentara, senjata, dan lain-lain. Dengan hak-hak seperti tersebut di atas serta bantuan-bantuan dari pemerintah Belanda, VOC (kompeni) dapat memaksakan kehendaknya di daerah-daerah yang mereka duduki. Dengan demikian kedudukan para pedagang selain VOC (seperti : Portugis, Inggris, Jawa, Makassar, dan lain-lain) menjadi terdesak. Dalam kegiatan melakukan perdagangan, VOC (kompeni) mendirikan kantor-kantor dagang di beberapa tempat yang mereka anggap penting, misalnya : di Jayakarta, Banten, Gresik, dan Ternate. Untuk mengurusi bidang ketatausahaan, VOC (kompeni) mengangkat seorang yang berpangkat Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal yang pertama adalah Pieter Both, untuk pimpinan harian terdiri dari tujuh belas orang yang disebut de Heren Zeventien. Dalam perkembangan selanjutnya, VOC (kompeni) yang semula hanya suatu kongsi dagang saja itu akhirnya mempunyai kekuasaan besar dan dapat menanamkan kekuasaannya di tanah air kita. Demikianlah sobat master-masday, sekelumit tentang sejarah berdirinya VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Semoga bermanfaat.
Silahkan baca juga Sejarah Terjadinya Perang Padri
Read more ...