Friday, 29 April 2011

IBADAH PUASA KITA DIJADIKAN SARANA KOMERSIALISASI

Sudah menjadi rutinitas, ketika bulan Ramadhan tiba, suasana islami terlihat di mana-mana. Suasana islami tidak hanya terlihat di tempat-tempat ibadah saja, tapi juga di pasar, mall, televisi, radio, surat kabar, dan tempat-tempat umum lainnya.

Suasana islami seperti itu sudah menjadi identitas bulan Ramadhan di Indonesia. Sehingga bukan tidak mungkin, seseorang tidak merasa berpuasa secara sempurna ketika misalnya pada bulan itu tidak memakai baju koko, tidak memakan kurma, kolak, atau tidak mendengarkan lagu-lagu islami.

Kebutuhan untuk menyambut bulan puasa inilah yang kemudian secara cerdik dijadikan potensi bisnis yang luar biasa oleh kalangan industri. Segala macam suasana, bahkan yang bersifat "religius" sekalipun dapat dijadikan ceruk bisnis. Begitulah, para pedagang secara tak kasat mata menyelinap ke berbagai sisi kehidupan kita, hampir setiap detik. bulan Ramadhan dikemas dan dicitrakan sedemikian rupa sehingga bisa mengeruk keuntungan material bagi para pelaku industri.


ibadah puasa, puasa ramadhan


Sadar atau tidak, banyak dari kita yang terlena untuk ikut menikmati bungkus Ramadhan. Sesuatu yang tak perlu, karena untuk mengejar keuntungan semata bisa dibuat seakan-akan umat muslim butuh. Model terbaru baju muslim dan kebutuhan penampilan lain dari anak-anak hingga nenek-nenek diiklankan berbagai media tiap detik, mencecar pikiran hingga terbentuk pola pikir bahwa puasa kurang afdhal tanpa tampilan tersebut.

Sementara itu, makna puasa yang hakiki bersunyi-sunyi di pojok, tersumbat oleh berbagai acara seremonial karena jarang orang yang menengok. Puasa lebih banyak dimaknai sebagai ritual tahunan di mana pada siang hari orang menahan diri untuk tidak makan, tidak minum, tidak melakukan hubungan seksual, dan pada malam hari melaksanakan shalat tarawih.

Tidak banyak terungkap bahwa puasa hanyalah sarana untuk mencapai derajat taqwa, seperti yang termaktub dalam surat al-Baqarah : 183, "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa." Mengapa taqwa? Karena taqwa merupakan jenjang tertinggi dari seluruh prosesi keagamaan kita. Dengan taqwa seseorang akan meraih predikat manusia sempurna (insan kamil). Sempurna tidak hanya secara vertikal (hubungan dengan Tuhan), tapi juga horizontal (hubungan dengan sesama). Dari sinilah kita mengetahui fungsi dan relevansi ibadah puasa.
Silahkan baca juga Monoteisme dalam Islam

Read more ...

Monday, 18 April 2011

KATA-KATA MUTIARA YANG PATUT KITA RENUNGKAN

Di bawah ini adalah beberapa Kata-kata Mutiara Yang Patut Kita Renungkan :



"It is the heart one sees rightly, what is essentials is invisible to the eye"


"Orang yang berakal itu bukanlah orang yang pandai mencari-cari alasan untuk membenarkan kejelekannya setelah terjatuh ke dalamnya, tetapi orang berakal ialah orang yang pandai menyiasati kejelekan agar tidak terjatuh ke dalamnya"

"Perjuangan untuk memiliki yang terbaik (apapun bentuknya) bisa menjadi musuh atau kendala kebaikan-kebaikan yang telah kita miliki sekarang ini"


kata-kata mutiara, kata-kata bijak


"Sebuah tindakan memaafkan terdengar lebih indah di 'telinga' Tuhan dibandingkan mulut yang mengucapkan ribuan do'a"


"Mau tidak mau, pengalaman atau kejadian yang kita alami (baik atau buruk) harus kita terima dengan lapang dada dan hal tersebut akan menjadi bagian dari pendewasaan diri kita untuk dapat melangkah dan memposisikan diri secara lebih arif dan bijak"

Demikianlah Kata-kata Mutiara Yang Patut Kita Renungkan. Semoga bermanfaat.
Silahkan baca juga Pelajaran Dari Seekor Keledai

Read more ...
Designed By Blogger Templates